Hari Kasih Sayang, Katanya

Saat ini ia berada di samping kekasihnya. Titania Abianca, gadis yang ia temui di kafe itu. Gadis yang membuatnya jatuh cinta saat pertama kali bertemu. Dewi Fortuna berpihak kepadanya, dia dan gadis itu tidak hanya sebatas tahu nama, atau sekedar saling sapa di tempat kerja.

Mungkin benar kata orang, laki-laki hanya butuh waktu tujuh detik bertatapan untuk jatuh cinta. Danang berhasil membuktikannya, ia berhasil jatuh cinta hanya dengan melihat Abianca berbicara selama dua sampai tiga jam saat gathering pegawai kafe waktu itu.

Abianca datang di saat hidup Danang sedang sunyi-sunyinya. Seakan memberi keramaian dalam hidup monoton yang ia jalani. Setidaknya, ia bisa lebih penasaran tentang hari esok, penasaran tentang cerita apa lagi yang Abianca ceritakan dengan senyuman khasnya.

“Cantik.” hanya itu yang bisa Danang ucapkan. Menurutnya, Abianca itu manis sama seperti makanan buatannya. Tangannya terampil membuat adonan kue. Danang berani menjamin kalau kue buatan Abianca bisa mengalahkan dessert di hotel bintang lima.

Hari Valentine bertepatan dengan tanggal dimana Danang dan Abianca menyatakan perasaan mereka berdua, ciuman pertama mereka, dan kencan pertama mereka di rumah Abianca. Waktu berjalan tanpa terasa, Abianca masih Abianca yang ia temui saat mendaftar pekerjaan waktu itu. Tidak pernah berubah, dan tidak akan pernah berubah di matanya.

Abianca selalu tersenyum saat bersamanya, ia berharap ia bisa melihat tawa Abianca lebih lama lagi. Senyuman itu, senyuman yang membuatnya jatuh cinta sejatuh-jatuhnya kepada Abianca.